Pendidikan Kesetaraan adalah program untuk memberikan layanan bagi anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah (dapat karena tidak memiliki waktu untuk sekolah) atau orang dewasa yang belum pernah memiliki kesempatan untuk belajar di pendidikan formal pada masa dia usia sekolahnya
Saat ini, pendidikan kesetaraan tidak lagi sebagai penambah, pengganti, dan pelengkap pendidikan formal, tapi Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan alternatif atau pilihan bagi peserta didik.
Peserta didik pendidikan kesetaraan saat ini tidak hanya dari masyarakat yang putus sekolah dan putus lanjut di jenjang pendidikan. Banyak peserta didik memilih pendidikan kesetaraan karena lebih fleksibel.
Fenomena home schooling (merupakan pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C) di kota-kota besar merupakan pilihan orang bahagia dalam menetapkan cara belajarnya. Bukan karena tidak ada biaya, bahkan mungkin bukan hanya sekedar tidak ada waktu ataupun karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan di waktu-waktu jam sekolah tapi bisa jadi juga kurang yakin dengan proses dan hasil pendidikan formal/sekolah.
Seorang atlet usia sekolah, bisa jadi dituntut untuk terus latihan setiap hari pada pagi hingga siang hari. Apa mungkin memilih pendidikan formal/sekolah? Seorang artis yang harus shooting hingga dini hari setiap saat. Apakah mungkin pergi ke sekolah jam 07.00 pagi dan belajar hingga jam pulang sekolah? Demikian juga ketika seseorang memiliki pekerjaan atau usaha yang harus dipertahankan yang harus dikerjakan di saat jam sekolah, tentu sekolah bukan menjadi hal yang utama.
Dalam kondisi tersebut di atas, maka fleksibelitas Pendidikan Kesetaraan menjadi pilihan karena sangat memungkinkan untuk tetap mengikuti proses pendidikan dan mendapatkan legalitas. Hal ini karena pendidikan kesetaraan memberi pilihan waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik.
Pendidikan Kesetaraan juga merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada anak-anak yang karena kondisi ekonomi menyebabkannya harus bekerja. Walaupun ada larangan mempekerjakan anak di bawah umur. Tetapi kita tidak dapat menutup mata bahwa ada anak yang membantu orang tua atau bahkan menjadi harapan orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Beri Komentar